Kamis, 25 November 2010

Artikel Musik Stambul

Sejauh saya mendapati. Orang luar (baca :barat) banyak mendefinisikan dengan singkat apa itu keroncongdengan “Syncretic Song Based Forms. Sebuah makna “kusut” yang sebenarnya adalah paket dari arti panjang kata akulturasi. Malaysia, negeri di dekat kita, menyebutkan hal yang sama. Entah dengan makna politis atau bukan, keroncong dimaknai sebagai “Bentuk dari hasil percobaan kooperatif, baik itu seni itu sendiri, atau bahkan budaya”. Itu makna yang bisa saya mengerti dari istilah “SYNCRETIC”, yang sebenarnya juga bukan kata dalam bahasa Inggris asli. Sebelumnyapun sudah saya sangka (memang manusia penuh persangkaan), dari frase muka kata ini “SYNC” yang jelas-jelas punya makna usaha penyelarasan.

Mengenai judul diatas “STAMBUL III KEMAYORAN” ada satu hal yang menarik saya yang (walaupun) sebenarnya sudah cukup lama banyak yang sudah tahu. Selama ini (yang cuma sebentar ini). Saya mengenal lagu berjudul ‘Kemayoran” ini dengan nama (sekaligus bentuk) keroncong. Lengkapnya, judul lagu ini adalah “Kr. Kemayoran”. Tapi sebenarnya, Keroncong Kemayoran bukanlah benar-benar keroncong, tetapi Stambul III. (lihat tulisan Amir Pasaribu tentang Perkembangan Musik Indonesia, di mana beliau menyebutkan bahwa Lagu Stambul III Kemayoran).
Umumnya, antara stambul dan keroncong, bisa terlihat dari (salah satunya) lirik. Stambul akan lebih mendekati bentuk pantun, sedang keroncong lebih mendekati bentuk syair. Saya bisa mencoba mulai mengerti mengapa Amir Pasaribu ‘menganggap’ lagu ini berbentuk stambul. Lagu keroncong (katakanlah keroncong asli) punya bentuk lagu A-B-C, dengan 8 baris dikali 4 (birama) jadi ada 32 birama. Sedang stambul memiliki 4 baris dikali 4 (birama) jadi ada 16 birama. Jika begitu, memang lagu kemayoran ini, lebih ‘masuk’ kedalam bentuk stambul. Tapi itu hanya sekedar pandangan dangkal saya. Toh, sampai saat ini, guru saya (baca: ewing) masih juga (sejauh saya ingat) mengatakan “ayo sa.. KERONCONG kemayoran!”.
Berikut adalah gambaran kasar “keroncong” tapi stambul III kemayoran.
·                     |I , , , |I , , , | (baris ini menjadi prelude)
·                     |I , , , |I , , , |
·                     |II# , , , |V , , , |
·                     |V , , , |IV , , , | (baris ini menjadi interlude)
·                     |IV , V , |I , , , |
·                     |V , , , |I , , , |
·                     |I , , , |I , , , |
·                     |V , , , |I , , , |
contoh musik stambul klik link ini



Artikel Musik Seriosa

Chairil Anwar pernah berkata di dalam salah satu syairnya yang berbunyi “sekali berarti sudah itu mati”. Tapi sejarah keberadaan musik seriosa Indonesia adalah lebih tragis dari kata-kata Chairil Anwar tersebut. Sejarah keberadaan peradaban manusia dapat dilihat dari peningggalan-peninggalannya. Keberadaan binatang purba di masa lalu seperti Dinosaurus, Mammoth dan lain-lainnya meninggalkan fosil-fosil yang masih dapat kita lihat sampai sekarang. Tapi keberadaan musik seriosa Indonesia hampir tidak ada bekas-bekasnya sama sekali. Sungguh menyedihkan, sebuah aset budaya bangsa hilang begitu saja tanpa adanya peninggalan-peninggalan baik berupa rekaman, partitur, buku maupun catatan-catatan lainnya. Di dalam “sekali berarti sudah itu mati” mungkin yang mati masih ada kuburannya, sedangkan musik seriosa Indonesia tidak pernah kita ketahui dimana gerangan kuburannya?
Para stake holder atau pemangku kepentingan dari musik seriosa Indonesia sebagai cabang dari seni musik adalah pencipta musik, pelaku seni musik (pemain dan penyanyi), dan masarakat penikmat musik. Disamping itu, tentunya bangsa, negara dan pemerintah Indonesia karena musik adalah aset budaya bangsa. “Kepunahan” seni musik seriosa ini adalah tanggung jawab mereka. Pencipta musik tidak lagi mencipta, pelaku musik tidak lagi manggung, penikmat musiknya makin lama makin sedikit. Sementara bangsa, negara dan pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam hal ini. Nasib musik keroncong masih jauh lebih baik, karena pelaku musiknya masih aktif dan dokumentasi tentang keberadaan musik jenis keroncong ini masih banyak dan mudah didapat. Begitu juga halnya dengan musik Melayu. Walaupun tergilas oleh keberadaan musik dangdut, para pencipta, pelaku dan peminat musik Melayu relatif masih banyak. Bedanya, kalau musik keroncong sudah bisa dikatakan menjadi legenda karena langkanya kreasi-kreasi baru, musik Melayu masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang lebih dinamis.
Salah satu kesalahan yang sangat saya sesalkan dari para pecinta musik seriosa Indonesia ini adalah tidak adanya rekaman atau buku-buku atau bentuk dokumentasi lainnya. Saya adalah salah satu dari pecinta musik ini yang harus ikut bertanggung jawab dalam hal ini. Bila kita melakukan pencarian di internet, jangan harap kita bisa melakukan down-load terhadap lagu-lagu seriosa yang pernah ngetop pada jamannya, karena memang tidak ada yang pernah melakukan up-load. Baik google, yahoo ataupun situs yang lain tidak ada yang menyimpan lagu-lagu seriosa yang dulu pernah tenar. Yang cukup mengagetkan adalah ditemukannya nama Pranajaya dan Pranawengrum Katamsi, yang disebut sebagai Bapak Musik Seriosa Indonesia dan Perintis Musik Seriosa Indonesia. Saya tidak menafikkan nama besar ke dua penyanyi ini. Tapi saya kaget dengan sebutan tersebut yang berkonotasi seolah-oleh mereka adalah perintis dan pelopor dari musik seriosa Indonesia. Padahal masa kejayaan ke dua penyanyi ini adalah justru pada masa “sandyakala” nya musik seriosa.
Pranajaya dan Pranawengrum memang pernah menjadi maestro dan diva musik seriosa Indonesia. Walaupun sama-sama mempunyai nama yang berawalan Prana, mereka tidak ada hubungan keluarga. Pranajaya bernama asli Pranowo, sedangkan Pranajaya adalah nama artisnya. Setelah Pranajaya memenangkan sayembara Bintang Radio, Bung Karno, Presiden RI pada masa itu menghadiahkan bea siswa untuk memperdalam seni musik di luar negeri. Kalau para Bintang-Bintang Radio sebelumnya memilih untuk memperdalam ilmunya di Konservatorium Musik di Viena atau Roma, Pranajaya memilih untuk belajar ke Jepang pada tahun 1963. Dia adalah salah satu dari penyanyi bersuara tenor pujaan saya. Saya masih ingat bila ia menyanyikan lagu Indonesia Pusaka di siaran TVRI, yang pada waktu itu adalah satu-satunya stasion televisi yang ada, maka bulu kuduk saya jadi merinding karena terharu. Sepulangnya dari Jepang, apresiasi terhadap musik seriosa di Indonesia justru semakin surut. Akhirnya Pranajaya mendirikan Bina Vokalia yang terkenal itu, dimana ia mengajarkan kepada anak-anak teknik vokal yang baik dan benar, tapi bukan lagi musik seriosa yang ia geluti sebelumnya. Alasan ekonomi adalah dasar pertimbangan utamanya. Sementara Pranawengrum adalah penyanyi seriosa satu generasi sesudah Pranajaya. Berasal dari kota Yogya, Pranawengrum yang bersuara sopran ini merajai kejuaraan Bintang Radio berturut-turut sampai kejuaraan Bintang Radio ini dihentikan oleh RRI karena keterbatasan anggaran. Itu sebabnya Pranawengrum disebut Bintang Radio abadi, karena tidak pernah terkalahkan oleh siapapun. Jadi saya keberatan bila ke dua penyanyi besar ini disebut sebagai perintis. Penyanyi-penyanyi besar dan legendaris dari jenis seriosa ini cukup banyak. Ada nama-nama seperti Ade Ticoalu, Surti Suwandi, Evelyne Tjiauw yang bersuara sopran. Ada Norma Sanger, Rose Pandanwangi dan Sri Rahayu Susito yang bersuara mezzo-sopran. Di jajaran penyanyi pria ada Andi Mulja, AR Empie yang juga berprofesi sebagai jaksa dan Pranajaya yang bersuara tenor. Penyanyi bersuara bariton memang jarang, tapi kita pernah punya seorang baritono legendaris yaitu FX Rusmin. Saya sangat merindukan suara FX Rusmin menyanyikan lagu Kepada Kawan ciptaan Alhabsyi. Pada waktu sebuah misi kebudayaan Indonesia berkunjung ke RRC pada awal tahun 1960-an, duo Andi Mulja dan Evelyne Tjiauw mendapat sambutan luar biasa saat membawakan lagu Ati Raja secara duet. Saya iri sekali dengan penggemar musik Melayu. Pada tahun 1950-an ada Orkes Melayu Sinar Medan, ada Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan A Chalik. Penyanyi besar masa itu adalah biduan Suhaimi dengan hit-nya berjudul Dunia. Begitu juga biduanita Hasnah Tahar, penyanyi pujaan ibu saya almarhumah. Lagunya yang terkenal antara lain Aiga, Rindu dan Bunga Seroja. Untuk mendengar kembali lagu-lagu ini kita bisa mengakses beberapa situs internet dan men-down load lagu-lagu tersebut dengan mudah. Walaupun mutu rekamannya tidak sebagus rekaman sekarang, untuk sekedar melepas rindu sudah lebih dari cukup. Tapi penggemar lagu seriosa seperti saya cuma bisa mengenang lagu-lagu seperti Dewi Anggraini, Terima Salamku, Citra, Karam, Malam Kenangan, Irama Desa, Lagu Biasa dan lain-lain di dalam hati saja. Sentuhan pencipta lagu seperti Sjaiful Bahri, C. Simandjuntak, Binsar Sitompul, Iskandar, Ismail Marzuki, RAJ Soedjasmin dan lain-lain sulit untuk direka-reka tanpa mendengarkan lagu-lagunya secara langsung. Apakah RRI masih menyimpan rekaman lagu-lagu seriosa tersebut? Dan apakah mungkin untuk mendapatkan duplikatnya? Yang ideal adalah apabila RRI berkenan meng up-load lagu-lagu seriosa tersebut di situs RRI sehingga kami, para penggemar musik seriosa Indonesia, bisa men down-loadnya? Siapa tahu?
contoh lagu seriosa klik link ini 

Artikel Musik Pop

Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial.
Musik populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison, dibedakan dengan Musik Klasik, Musik Jazz, Musik Tradisional, Musik Blues, kemudian juga berkembang ke negara-negara lain sedunia.


Musik Pop di Amerika Serikat mulai 1920
Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik baru di benua Amerika lahir yang disebut dengan Musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi populer sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.
Jakarta – Serunya penyelenggaraan kontes band pendatang baru atau independen (indie) belakangan ini, kemungkinan bakal mengubah arah/cara merekrut para A&R (artist & repertoire) di berbagai label rekaman Tanah Air.
Perkiraan macam begitu, sudah lebih dulu terjawab dengan realitas beberapa runner-up Dream Band (kontes band kerja sama TV7-majalah Hai) yang kini berada di bawah lindungan label bergengsi, seperti contoh utamanya, Kapten di EMI Indonesia. Lalu, keberuntungan serupa juga dialami oleh mantan Juara Utama “A Mild Live Wanted” regional Jawa Barat, Vagetoz yang beruntung langsung direkrut Sony BMG Indonesia.
Apa pun kini peraturan ketat bagi finalis utama dan pemenang utamanya, tetapi celah intaian para A&R pada peserta kontes band semacam “A Mild Live Wanted” (yang melahirkan d’Masiv), “KFC Music Hit List” (Juliette dan Antique), dan “LA Lights Indiefest” (VOX dan d’Rinos), bisa menjadi kemungkinan menarik, karena selera pasar publik muda semakin sulit dimengerti.
Nyaris rata-rata A&R sekarang ini, sekadar menduga-duga perputaran minat musik anak muda Indonesia. Jadi, apa salahnya, menjajal kemungkinan merekrut kontestan “yang kalah” atau “calon pemenang” terlebih dulu.
Maka guna mencegah kenyataan itu terulang lagi, Krisna J Sadrach selaku ketua dewan juri “A Mild Live Wanted”, sampai perlu menggiring setiap tiga besar Regional (sebelum konser final) agar menentukan pilihan mundur apabila band bersangkutan telah teken kontrak dengan label tertentu.
Sebab, kini hukumannya tak sekadar hilang hak juara (seperti Vagetoz tahun lalu), tetapi juga denda sebanyak Rp 50 juta.
Vokalis Gigi, Armand Maulana, mengatakan bahwa saat ini sudah berbeda zaman. “Pemusik band sekarang lebih mendapat tempat, apalagi dengan kontes-kontes macam begini. Tetapi pada dasarnya tetap sama, tetap harus melakukan usaha yang terbaik.
Bagusnya, kini mereka lebih didukung label yang mem-backup pemenangnya. Sebaliknya kesulitan mereka saat ini adalah band sudah begitu banyak,” komentar Armand.
Pemetik bas Anima, Eldy yang ikut berkomentar tentang tren kontes seperti “A Mild Live Wanted”, mengatakan grup band Anima pasti ikut apabila kompetisi semacam itu sudah ada dari dulu.
“Beda keadaannya. Dulu kami harus bergerilya di label indie, dan mencoba membuka pasar yang baru di wilayah Jayapura, Sorong, NTT sampai dengan Atambua, yang berbatasan langsung dengan Timor Timur,” kenang Eldy.
“Dulu kami juga ikut-ikutan festival band (yang tak janjikan masuk label), seperti yang pernah pula dilakukan d’Masiv (pemenang utama “A Mild Live Wanted 2007”). Serta sering kali melewati tolakan dari label besar. Lagu ‘Bintang’ (yang kini laris sebagai nada dering ponsel) bahkan sempat hanya masuk album kompilasi,” ceritanya.
Kerja Keras
Kini nasib Anima jelas sudah berbeda, sejak mereka direkrut Sony BMG Indonesia sekitar dua tahun lalu dengan album bertajuk nama sendiri, yang muatan 80 persen terdiri dari lagu-lagu “masa lalu yang dulu ditolak label besar”, ditambah empat lagu baru.
Sebentar lagi, Anima yang bergitaris baru, Robby dan ditambah personel kibordis, Jijil (dulu cuma pemain tambahan) akan masuk studio rekaman dengan 11 lagu baru, plus satu singel religius. Mereka mengaku sadar dengan bangkitnya kembali unsur musik rock di dunia pop Indonesia. Jadi, akan lebih bermain beat yang baru dan menyegarkan.
Kerja keras dan selalu mengedepankan ide fresh, memang juga disarankan Armand Maulana selaku senior, bagi band yang kemudian menjulang naik (dari kompetisi kontes ataupun perjuangan demo dan pentas keliling).
Hal penting itu pula yang selama ini dilakukan grup band Manusia (David, Acil, Didi, Billy dan Yusi). Para personelnya terus berjuang dan mengasah kemampuan bermusik dari panggung kafe, pentas kecil, hingga menjadi pemain tambahan untuk beberapa proyek pemusik dan artis penyanyi papan atas.
Kepentingan pasar juga dipahami Manusia di album kedua bertajuk Manusia Biasa yang diedarkan Warner Music Indonesia, setelah debutnya, “Manusia Baru” terbilang dulu bernada idealis. “Lagi musim duren, ya jangan jualan mangga,” ujar gitaris Billy, otak pencipta lagu-lagu Manusia yang juga bekerja sebagai instruktur di sekolah musik Yamaha Music Indonesia.
Sebagai kelompok band, Manusia tentu menyimpan harapan di antara kesukaan publik muda negeri ini yang tertumpu lebih pada grup band.
Namun, di balik demikian banyaknya grup band yang berkiprah di industri rekaman, malah membuat finalis “Festival Pop Singer Pelajar 2004”, Yanne Panca Wardhani tetap yakin untuk berkarier solo (daripada jadi vokalis band), dan melanjutkan tekadnya di album kedua bertajuk namanya sendiri yang mempercayakan lagu-lagu ciptaan Dewiq, Arie “Bias”, Baliyanto dan Ressa Herlambang.
link contoh musik pop..

Artikel Musik Perjuangan

Musik Perjuangan
Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh bangsa asing. Dengan menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan semangat persatuan untuk bangkit melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan pada masa itu, umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untui berkorban demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun dibuat cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.

A. Nasionalisme dalam Musik
Selama abad 19, semua masyarakat Eropa merasakan bahwa masing-masing tanah air yang dimilikinya harus mendapatkan loyalitas dan pengorbanan diri. rasa nasionalisme bangkit pada saat berlangsungnya revolusi Perancis dan masa peperangan di bawah pemerintahan Napoleon (1789-1814). Pada saat itu pasukan Perancis melakukan penyerbuan atas sebagian besar wilayah Eropa, sehingga banyak negara yang dikuasai Napoleon menimbulkan kesadaran nasionalisme di kalangan warga negaranya. Rasa solidaritas itu adalah kesamaan bahasa, budaya, dan sejarah yang dapat menimbulkan kekuatan, karena banyak yang dikirim ke medan perang adalah prajurit militer dari kalangan sipil, bukan dari kalangan tentara bayaran dan rasa patriotisme ini ditanamkan sebagai warisan nasional.
Sebagai gerakan politik revolusioner, nasionalisme membawa dampak pengaruh kepada negara Jerman dan Itali yang sebenarnya adalah negara yang terpecah-pecah menjadi negara kecil. Nasionalisme menyebabkan terjadinya berbagai pemberontakan di negara kekuasaan asing, seperti Polandia dan Bohemia.
Arti nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan hidup untuk bersama sebagai suatu bangsa yang bersatu, berdaulat, demokratis dan maju di dalam suatu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdikan identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan atas dasar nasionalisme. Di Indonesia nasionalisme adalah kualitas kejiwaan yang didasarkan pada kesadaran nasional yang menjadi daya pemersatu seluruh bangsa untuk hidup bersama dan bekerjasama berdasarkan atas harga diri yang timbul dari masyarakat kebudayaan Indonesia. Nasionalisme di Indonesia lahir bersamaan dengan tumbuhnya keinginan membentuk negara nasional Indonesia. Kesadaran nasional ini merupakan kekuatan yang sangat menentukan bagi terwujudnya negara dan bangsa. Negara dan bangsa tidak saja merupakan organisasi sosial politik tetapi juga sebuah kerangka yang sangat diperlukan bagi semua aktivitas sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Nasionalisme dan negara bangsa Indonesia berkembang melalui proses sejarah yang panjang.
Nasionalisme merupakan suatu gerakan kebudayaan yang sangat kuat pengaruhnya terhadap penggunaan bahasa nasional, yaitu seperti di negara yang dijajah oleh kekuatan bangsa asing, bahasa nasional menjadi luas pemakaiannya baik dalam tulisan buku-buku, surat kabar dan dokumentasi penting lainnya. Sebagai contoh, di Bohemia terjadi kebangkitan kembali penggunaan bahasa Czekoslovakia, di mana kondisi sebelum tahun 1800 negara ini telah dikuasai oleh bahasa Jerman yang di pakai pihak penguasa Austria. Pada setiap negara yang dijajah oleh bangsa asing semangat nasionalisme dirasakan oleh kalangan penduduk tradisional, di antaranya adalah para kaum tani sehingga menimbulkan antusias baru terhadap lagu rakyat, legenda rakyat dan cerita dongeng rakyat sebagai identitas bangsa yang menimbulkan rasa nasionalisme salah satu diantaranya adalah kesenian. Pengertian nasionalisme dalam musik pada pembahasan ini dapat di bagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
a. Gaya nasional
Nasionalisme juga mempengaruhi musik Romantik, sebagai mana para komponis secara cermat memberikan suatu identitas nasional pada karya musik mereka sendiri. Para komponis menggunakan lagu rakyat dan tarian rakyat dan menciptakan lagu-lagu asli dengan cita rasa rakyat. Kemudian para komponis nasionalis menulis opera dan musik programa yang diilhami oleh sejarah tanah air mereka sendiri. Seperti Russian Easter Overtur karya Rimsky Korsakov, “Finlandia” karya Sibelius dan Slavonic Dances karya Antonio Dvorak. Gaya nasional digunakan melalui lagu rakyat yang dapat menimbulkan jiwa patriotisme. Musik akan berbunyi dan bernuansa, Perancis, Russia, atau Itali bila irama, warna nada, dan melodinya berasal dari tradisi nasional yang memang sebelumnya telah ada karakteristik regional dalam musik sebelum periode romantik, namun perbedaan gaya nasional pada saat itu belum dibahas begitu mendalam penggunaannya secara umum.
b.Gaya nasional eksotisme
Komponis abad 19 benar-benar mrenyadari akan faham kebangsaan mereka untuk berjuang secara sadar mewujudkan ciri-ciri kebangsaan dalam musik dari negara asing. Para komponis sering meminjam gaya nasional bangsa lain. Eksotisme dipakai sebagai ide dalam musik seperti halnya para komponis Indonesia memakai medium barat dalam karya musiknya. Ciri-ciri ini terdapat pada ritme, melodi, irama, yang menciptakan nuansa nasional kebangsaan yaitu suatu trend dikenal sebagai eksotisme musik. Sebagai contoh para komponis menulis lagu-lagu bergaya oriental yang dipengaruhi ide musik dari kebudayaan bangsa lain. Seperti George Bizet seorang komponis berkebangsaan Perancis menulis Carmen, yaitu sebuah karya opera dengan mengambil idiom musik Spanyol. Giocomo Puccini seorang komponois berkebangsaan Itali menulis Madame Buterfly sebuah opera yang mengambil idiom musik bangsa Jepang. Rimsky Korsakov komponis berkebangsaan Russia menulis Scheherazade sebuah karya orkestra dengan mengambil idiom musik bangsa Arab Timur tengah. Gaya eksotisme adalah suatu perkembangan musik romantik yang menarik bagi komponis, berkaitan dengan keindahan negara lain yang menjadi ide ekspresi musikal.
sumber : blog http://wisnumintargo.web.ugm.ac.id/?p=60
kalau mau dengerin contoh lagu perjuangan silakan klik link dibawah ini:
http://www.4shared.com/audio/DNp9he5a/Lagu_Perjuangan_-_Syukur.htm 

Artikel Musik Dangdut

Pengertian Musik Dangdut
    Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
    Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
 Sejarah Musik Dangdut
    Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.



 Perkembangan Musik Dangdut
    Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya.Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang penulis lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara), serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).  
    Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
   Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.      Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Dangdut)

JIka ingin mendengarkan contoh lagu dangdut silakan klik link dibawah ini
http://www.4shared.com/audio/Qv7HiViT/Rhoma_Irama_-_Azza_berbagi-mp3.htm


Artikel Musik Daerah

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.

Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing. Misalkan lagu kedaerahan Bali adalah Bali Jagaddhita.

Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan dinyanyikan atau dimainkan pada tradisi-tradisi tertentu pada masing-masing daerah, misal pada saat menina-bobok-kan anak, permainan anak-anak, hiburan rakyat, pesta rakyat, perjuangan rakyat, dan lain sebagainya.

Daftar lagu daerah Indonesia Lagu Kedaerahan merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi sebuah daerah. Terdapat lagu-lagu kedaerahan yang telah menjadi popular diseluruh negara hasil penyiaran oleh radio dan televisi.
sumber artikel:
http://wapedia.mobi/id/Lagu_daerah
jika ingin mendengarkan contoh lagu daerah silakan klik link di bawah ini :
http://www.4shared.com/audio/VYwRxXSu/Lagu_Daerah_-_Sajojo.htm


Artikel Musik Anak-anak

Melihat perkembangan musik di tanah air sekarang begitu banyak jenis lagu yang bertemakan cinta, perselingkuhan, perpisahan, juga persahabatan. Kesemua tema lagu-lagu itu diperuntukkan bagi remaja dan dewasa. Tapi kenyataannya sekarang anak-anak usia sekolah dasar bahkan mulai usia balita dimana mereka sudah bisa bicara bisa menyanyikan lagu-lagu dewasa tentang cinta-cinta yang bagi mereka pun tidak mengerti arti lagu itu. Padahal banyak sekali lagu-lagu yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memang pantas mereka nyanyikan.
Mungkin kurangnya kaset-kaset atau video klip yang menampilkan lagu anak-anak membuat mereka tidak tertarik untuk menyanyikannya. Anak-anak sekarang lebih senang menyanyikan lagu-lagu Nidji, Ungu, Peter Pan ketimbang menyanyikan lagu Ambilkan Bulan Bu, Bunga Nusa Indah, Kring Ada Sepeda, dll.
Ajang pencarian bakat penyanyi anak-anak seperti Idola Cilik sungguh bagus, karena bisa menumbuhkan bibit-bibit penyanyi yang sedianya meregenerasi penyanyi penyanyi seniornya. Hanya saja lagu-lagu yang mereka bawakan kenapa tidak lagu-lagu yang bertemakan persahabatan atau lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud, AT. Mahmud, Pak Kasur. Acaranya bagus, hanya saya kurang sreg dengan lagu yang dibawakan anak-anak itu. Mendengar anak-anak sekarang  menyanyikan lagu Cinta Terlarang, Cari Pacar Lagi, atau Sang Mantan rasanya kurang pas di pendengaran. Rasanya suara jernih mereka lebih bagus menyanyikan lagu-lagu Kasih Ibu, Kupu-kupu Yang Lucu, Balonku ataupun Bunda Piara.
Justru lagu anak-anak yang jadul itulah menurut saya sangat merepresentatif jiwa anak-anak yang begitu polos tanpa ada unsur cinta-cinta orang dewasa. Sangat disayangkan memang saat ini pencipta lagu anak-anak sekelas Ibu Kasur, Pak Kasur, AT.Mahmud tidak ada regenarasi-nya. Disarankan bagi orang tua untuk lebih sering memperdengarkan lagu yang memang untuk anak-anak. Kalau yang masih punya kaset jadul-nya ya…diputar atau kalau tidak diajarkan untuk menyanyikannya.
Rindu ya dengar anak-anak menyanyikan lagu-lagunya…
sumber artikel:
http://umum.kompasiana.com/2010/02/10/lagu-anak-anak/
kalau mau dengerin contoh lagu anak-anak kilk link di bawah ini:
http://www.4shared.com/audio/6VvDt8we/Lagu_Anak_-_Bintang_kecil.htm